anime

anime
shingeki no kyojin

Minggu, 11 Mei 2014

Pendidikan Kewarganegaraan



Nama : Annisa Mahliani

NIM : A1A413087
Prodi : Sosiologi & Anropologi

Soal :
1. Jelaskan instrumen nasional dan Internasional HAM!
2. Jelaskan upaya yang telah dilakukan pemerintah dalam memajukan dan melindungi HAM di Indonesia!

Jawab :
1.
1). Undang–Undang Dasar 1945
            Dalam UUD 1045 memang secara eksplisit tidak disebutkan secara jalas, namun dapat ditapsirkan pada bagian Pembukaan UUD 1945 alinea pertama dan pada bagian batang tubuh UUD 1945 mulai pasal 27 sampai dengan pasal 31. Pembukaan UUD 1945 antara lain menyatakan sebagai berikut. “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.” Dari bunyi paragraf pertama Pembukaan UUD 1945 ini jelaslah bahwa hak asasi manusia terutama hak kemerdekaan bagi semua bangsa mendapat jaminan dan dijunjung tinggi oleh seluruh bangsa Indonesia.
Jaminan hak asasi manusia dalam UUD 1945 dapat dibagi menjadi lima dimensi sebagai berikut:
1.      Hak atas kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat (pasal 28)
2.      Hak atas kebebasan beragama (pasal 29)
3.      Hak atas kebebasan berserikat dan berkumpul (pasal 28)
4.      Hak atas perlindungan dan kedudukan yang sama di depan hukum (pasal 27(1))
5.      Hak atas penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2)
6.      Hak atas pendidikan (pasal 31)

2). Undang – undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM

              Dalam amandemen kedua UUD 1945, ada ketentuan yang secara eksplisit menggunakan istilah hak asasi manusia yaitu Bab XA yang berisikan pasal 28 A sampai 28 J (penyempurnaan pasal 28). Dalam UU tersebut tampak bahwa jaminan hak asasi manusia lebih terinci lagi. Hal itu terlihat dari jumlah bab dan pasal-pasal yang dikandungnya relatif banyak yaitu terdiri atas 11 bab dan 106 pasal. Apabila dicermati, jaminan tentang hak asasi manusia dalam UUD 1945 dan penjabarannya dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 secara garis besar meliputi hal-hal sebagai berikut:

1.      Hak untuk hidup.

2.      Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan.

3.      Hak mengembangkan diri.

4.      Hak memperoleh keadilan.

5.      Hak atas kebebasan pribadi.

6.      Hak atas rasa aman.

7.      Hak atas kesejahteraan.

8.      Hak turut serta dalam pemerintahan.

9.      Hak wanita.

10.  Hak anak.


3). Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Konvensi tentang Hak-hak Anak
            Pada bulan Desember 1989 Majelis Umum PBB menyepakati sebuah resolusi yaitu resolusi tentang konvensi hak-hak anak ( Convention on The Rights  of  the  Child  ).  Pada  tahun  1990,  pemerintah  Indonesia  meratifikasi konvensi hak-hak anak ini dengan mengeluarkan Keputusan Presiden No. 36 Tahun 1990 tentang Pengesahan Konvensi tentang Hak- hak Anak.

4). Undang-Undang No. 8 Tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Kejam.
            Ketentuan pokok konvensi ini mengatur tentang pelarangan penyiksaan baik fisik maupun mental, dan perlakuan atau penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia yang dilakukan atau atas hasutan dari atau dengan persetujuan sepengetahuan pejabat publik dan orang lain yang bertindak dalam jabatannya.

2. Kemajuan dan perlindungan HAM tidak bisa dilepaskan dari upaya yang dilakukan pemerintah bahkan sejak Indonesia sesudah kemerdekaan seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dan isi dari UUD 1945. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam memajukan dan melindungi HAM adalah dibentuknya Komnas HAM. Selain itu juga terbentuk Komnas Perempuan, Komnas Perlindungan Anak Indonesia serta institusi HAM nasional lainnya, termasuk terbentuknya Direktorat Jenderal HAM di Departemen Hukum dan HAM, adanya Direktorat HAM di Departemen Luar Negeri serta beberapa institusi pemerintah yang mengurusi masalah HAM.

Sabtu, 10 Mei 2014

Pendidikan Kewarganegaraan


Nama : Annisa Mahliani
NIM : A1A413087
Prodi: Sisiologi Antropologi

 Soal :
1.Apakah hubungan proklamasi dengan UUD?
2. Sebutkan dan jelaskan konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia!

Jawab :
1. Proklamasi memiliki hubungan yang erat dengan UUD. Proklamasi adalah pengakuan Bangsa yang mana menyatakan bahwa Bangsa Indonesia sudah merdeka. Pengakuan itu ditulis di dalam UUD alinia pertama dibagian pembukaan. Apa yang tekandung dalam UUD merupakan amanat yang yang luhur dan suci dari Proklamasi Kemerdekaan 1945.

2. Konstitusi merupakan hukum dasar, hukum ini ada yang hukum tertulis ada yang hukum tidak tertulis. Konsistusi bisa diartikan Undang-Undang Dasar.
Di Indonesia pernah terjadi tiga konstitusi, yaitu:
a. UUD 1945 (18 Agustus 1945- 27 Desember 1949)
UUD 1945 adalah konstitusi pertama Indonesia, konstitusi ini tertulis karena UUD 1945 merupakan hukum dasar Negara Indonesia pada waktu yang dituangkan dalam suatu dokumen yang formal. Bukti ini tertulis karena adanya naskah, yaitu Piagam Jakarata yang menjadi naskah pembukaan UUD 1945 yang disahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945.
b. Konsistusi Republik Indonesia Serikat (27 Desember 1949-17 Agustus 1950)
Ini juga merupakan konstitusi tertulis yang dituangkan dalam dokumen yang terbentuk pada tahun 27 Desember 1949. Konstitusi ini terjadi setelah ada persetujuan antara Indonesia dan Belanda atas asal PBB.
c. UUDS 1950 (17 Agustus 1950-5 Juli 1959)
Menurut bentuknya UUDS’50, merupakan konstitusi tertulis karena dituangkan dalam dokumen yang formal. Dengan berlakunya konstitusi ini, konstitusi RIS tidak berlaku lagi.
d. UUD’45 setelah amendemen I-IV
Ini merupakan konstitusi tertulis karena termasuk dituangkan dalam bentuk formal.

Otaku Girl


Nama Penulis : Annisa Mahliani

***

OTAKU GIRL

***

Namanya Dinda, seorang gadis remaja yang baru masuk dibangku perkuliahan. Berbeda dari kebanyakkan gadis biasanya, Dinda menyukai hal yang berbeda. Jika kebanyakan gadis lain menyukia budaya K-pop, gadis ini menyukai Anime (1) dan Manga (2), bisa dibilang gadis ini sudah masuk katagori Otaku (3). Karena hobinya yang berbeda, gadis ini sangat jarang berinteraksi dengan teman-teman sekelasnya. Selain karena sifat dasarnya yang pendiam, dia juga bingung ingin bicara apa dengan mereka.


***

Saat ini turun hujan, Dinda berjalan menuju kampusnya dengan payung yang senantiasa melindungi tubuhnya. Meski tidak semua bagian tubuhnya yang dapat terlindung, karena bagian kakinya basah akibat cipratan hujan. Jalan sekarang cukup sepi, hanya beberapa kendaraan yang melewatinya. Mungkin bagi sebagian orang enggan untuk menerobos hujan atau mereka akan berasumsi Dosennya tidak akan datang.
Dinda tinggal tidak jauh dari kampusnya, itu sebabnya dia enggan menggunakan kendaraan. Selain karena tempat tinggalnya yang dekat, dia juga dapat menghemat pengeluarannya serta mengurangi polusi, meski tidak terlalu efektif karena masih banyak yang menggunakan kendaraan. Lagipula berjalan kaki membuatnya merasa seperti orang Jepang, di Anime atau Drama yang biasanya dia tonton.

Ditengah jalan, seorang laki-laki tiba-tiba saja masuk ke payungnya. Seorang laki-laki berperawakan tinggi putih. Dinda kenal laki-laki ini, meski hanya kenal sebatas ingat wajah. Dia teman sekelasnya. Siapa namanya? Entahlah, Dinda tidak peduli dengan nama teman-teman sekelasnya.
“Hey, boleh aku ikut sampai kelas?” ucap laki-laki itu.
‘Dari mana dia datang?’ pikir Dinda, ‘Apa dia …’, gadis ini menggeleng pelan, mana mungkin hal itu terjadi didunia nyata. Apa dia harus berhenti menonton Anime? Pikirannya sekarang semakin jauh dari kata rasional. Dinda melirik sedikit kebelakang laki-laki itu. ‘Kantin?’ Rupanya laki-laki itu terjebak dikantin. Oke, setidaknya dia masih bisa berpikir logis, dengan kesimpulan yang baru dia dapat.

“Boleh tidak?” tanya laki-laki itu lagi.

“Eh? Tentu,” ucap Dinda pada akhirnya.


***
Seminggu sudah belalu sejak kejadian itu, Dinda mulai memperhatikan sekitarnya. Tepatnya memperhatikan Refan --laki-laki yang semingu lalu satu payung dengannya--, setidaknya sekarang dia tahu nama teman sekelasnya, meski hanya beberapa.

Sejak kejadian itu, dia tidak pernah berbicara dengan Refan, meski kadang-kadang Refan duduk disampinngnya. Sifat pendiam Dinda membuatnya enggan untuk mengajak bicara orang lain terlebih dahulu.

Saat ini pelajaran seharusnya sedang berlangsung, namun Dosen berhalangan hadir dan mereka hanya diberikan tugas. Dinda duduk dengan tenang sambil mengerjakan tugasnya. Entah kebetulan atau tidak, Refan duduk disampingnya.

“…” Gadis cantik itu melirik Refan yang duduk disampingnya. Apa dia tidak salah dengar? Tadi Refan menyanyi pelan. Seseorang menyanyi memang hal yang biasa, tapi masalahnya lagu yang dia nyanikan adalah salah satu soundtrack dari Anime yang sering dia tonton. Apa dia juga seorang Otaku? Dinda menggelengkan kepalanya sebentar. Mungkin tadi hanya perasaannya saja. Dia kembali melirik kesampingnya, laki-laki itu diam sambil mengerjakan tugasnya.


***
Tugas sudah dikumpulkan, kebanyakan mahasiswa akan pulang ke kos atau tempat tinggalnya-nya daripada menunggu mata kuilah berikutnya yang akan mereka masuki beberapa jam kemudian. Tapi berbeda Dinda, dia lebih suka menjadi penghuni kampus daripada harus bolak-balik, percayalah itu melelahakan bagi Dinda yang hanya berjalan kaki.

Dinda biasanya akan berada dikantin, perpus atau duduk disalah satu payung yang ada dikampusnya, itu pun jika ada yang masih kosong, menginggat payung-payung itu selalu penuh.

Sekarang, gadis Otaku ini berada di kantin. Dia ingin memberi makan perutnya yang dari tadi berkonser ria.

“Chiyu…”

“…”

“Chiyu…” Dinda diam sebentar, seperti ada yang memanggilnya. Tunggu! Apa dia sedang berhalisnasi? Gadis cantik ini menggeleng pelan. Mana mungkin ada yang mengenalnya dengan nama ‘dunia’ maya-nya.
Dinda berjalan kearah meja yang kosong dan duduk disana, menunggu makanan yang sudah ia pesan.

“Chiyu…” Tunggu dulu! Apa otaknya benar-benar bermasalah sekarang? Sepertinya batas halusinasi dan dunia nyata semakin tipis saja.

“Chiyu! Berhentilah bertingkah seakan-akan kau tidak mendengarku!”

‘Hah?’ Seoarang laki-laki tiba-tiba saja duduk disampingnya. Laki-laki yang dia kenal sebagai Refan. Tunggu dulu, jadi tidak berhausinasi? “Darimana kau tahu namaku?” tanya Dinda. Sungguh, itu adalah pertanyaan paling bodoh yang pernah dilontarkan Dinda.

“Apa harus aku menjawabnya? Kita teman sekelas loh,” ucap Refan.

“Di kelas aku tidak menggunakan nama itu.”

“Baiklah, baiklah, aku menyerah. Aku mencaritahu tentang dirimu. Sedikit sulit memang, karena kau orang yang misterius, Otaku Girl.”

“Hm, tujuanmu?”

“Huf, kau ini memeng Otaku, tidak ada basa-basinya. Aku hanya ingin jadi temanmu. Bisakan?” Tidak ada jawaban dari Dinda, gadis manis ini lebih memilih menikmati makanan yang sudah datang.


***
Dinda dan Refan sudah masuk dalam katagori teman, setidaknya itu anggapan Refan, melihat Dinda masih sering tidak mempedulikan laki-laki itu. Tapi adakalanya, Dinda mau berbicara dengan Refan, itupun kalau mood Dinda sedang baik.

“Hey, Chiyu,” panggil Refan. Laki-laki ini memang lebih suka memanggil gadis disampingnya dengan nama itu, habisnya kalau memakai nama ‘Dinda’, gadis ini tidak pernah merespon.
“Hm,” guram Dinda pelan. Saat ini dia sedang merebahkan kepalanya diantara dua tangannya yang bertumpu pada meja.

“Daijoubu desu ka (4)?” tanya Refan, dia akhir-akhir ini juga sering berbicara dengan bahasa Jepang. Ternyata tidak ada salahnya nonton Anime, selain bisa belajar bahasa Jepang, dia juga bisa memperlancar bahasa Inggrisnya. Lalu, apa hubungannya dengan bahasa inggris? Dinda memberinya Anime dengan subtitle English, jadi dia harus lebih berusaha dalam mencerna setiap kalimat yang diucapkan para pemainnya.

“Daijoubu (5),” ucapnya lemah.

“Kau yakin?” ucap Refan sambil memegang bahu Dinda, mencoba untuk melihat wajah gadis itu yang tersembunyi dibalik lengannya.

“Astaga! Kau pucat sekali!”

“Sudah ku bilang aku baik-baik saja,” ucap Dinda kesal.

“Tidak, kau harus ke ruang perawatan! Kau sedang sakit dan harus istirahat!”

“Tidak mau! Sebentar lagi kuliah akan masuk!”

“Keras kepala!” ucap Refan sambil cengraman tangan Dinda kasar keluar kelis tanpa menghiraukan tatapan binggung dari teman-teman sekelasnya.

“Ittai… (6), apa-apaan sih, sudah dibilang aku baik-baik saja!” ucap gadis manis itu sambil berusaha melepaskan cengkraman tangan itu. Namun hal itu sia-sia, tubuhnya sekarang terlalu lemah untuk melawan. Dia mengutuk dirinya sendiri, kenapa tiap bulan dia harus merasakan sakit seperti ini ketika hal ‘itu’ datang.

Mereka sudah mencapai ruang kesehatan, tepatnya berada didepan pintunya.

“Refan?” panggil suara asing dibelakang mereka berdua menbuat kedua anak Adam dan Hawa itu menoleh. Seorang gadis cantik berdiri disana, menatap keduanya, “Apa yang kau lakuakan?” ucapnya sambil menatap tangan Refan yang bertaut dengan tangan Dinda. Sekali lihatpun tahu, ada kilat kemarahan atau kecemburuan dimatanya.

“Rena, ini…” secara refleks, Refan melepaskan cengkramannya. “Ini… dia temanku, dan dia sakit. Aku hanya mengantarkannya keruang kesehatan,” ucap satu-satunya laki-laki yang ada disitu, ada nada gugup dalam ucapannya dan dua gadis itu sadar akan itu.

“Oh? Namaku Rena dan aku pacarnya Refan,” ucap Rena.

Dinda sadar ada nada menekanan pada kaliamat itu, menegaskan bahwa Refan adalah miliknya. ‘Huh, posesif,’ Dinda ingin tertawa, namun diurungkannya.

“Dinda desu, yoroshiku(7),” ucap gadis Otaku itu sambil berjalan masuk kedalam ruang kesehatan meninggalkan dua pasangan muda-mudi tersebut. Sekali lihat Dinda juga tahu, gadis bernama Rena itu Yandere (8) dan Dinda malas berhubungan dengan orang yang seperti itu, lebih baik dia pergi.


***
Hari ini tidak biasanya Refan duduk di belakang Dinda. Mungkin hari ini Refan sedikit terlambat datang. Di depan kelas sudah ada Dosen yang mengajar sambil bercerita. Dinda duduk tenang sambil menyalin keterangan dari Dosen yang dianggapnya penting.

“Hey, Chiyu,” panggil Refan dari belakang. Mau tidak mau, Dinda menoleh, mungkin saja apa yang disampaikan Refan penting, meski itu mustahil karena Refan selalu mengatakan hal yang tak penting, “pacaran yuk?”

“Konyol,” ucap Dinda sambil kembali mengalihkan pandangannya kedepan. Tapi belum beberapa saat kejadian tadi terjadi, Refan kembali berbicara.
“Chiyu, pacaran yuk?”
“Cari gadis lain,” ucap Dinda cuek. Dia tahu Refan hanya main-main, ck, mana aja cowok yang nembak cewek , yang nyata-nyata cewek itu tahu kalau cowok itu sudah punya pacar.

“Hey, Dinda, pacaran yuk?” ucapnya lagi.

“Huf,” Dinda menghela nafas pelan, “baiklah.”

“Hah?”


***


Pulang kuliah, “Hey, Dinda, yang tadi itu tidak serius loh,” ucap Refan sambil mengimbangi jalannya Dinda. “Aku tahu,” ucap gadis manis itu cuek. Dia tahu Refan hanya bercanda, tapi entah kenapa, jantungnya berdegup kencang saat itu. Memang sih dia sedikit Tsundare (9). Tunggu dulu, kenapa dia sekarang mengaku Tsundare? Dia tidak menyukai Refan, setidaknya itu yang dia harapkan.

Seharusnya dia memang tidak membuka diri, merasa kehadiran teman yang bisa diajak bicara memang menyenangkan. Melihat Refan yang selalu ceria dan selalu membantunya membuatnya merasa nyaman. Dinda tahu, Refan adalah laki-laki setia. Dia tahu, namun ada perasaan dalam hati kecilnya yang menginginkan hubungan Refan dan kekasihnya berakhir. Sungguh dia teman yang jahat, tunggu, apa dia pantas dipanggil temannya? Dia jahat, tapi lebih jahat lagi Refan, laki-laki yang membuatnya jatuh cinta.

Sungguh, kenapa sekarang dia jadi menyalahkan orang lain atas kesalahnnya sendiri? Cerita ini masih panjang, ini hanya awal dari sebuah penyangkalan dan penyesalan cinta. Tidak ada yang tahu akhir dai cinta segitiga ini. Yang perlu dilakukan hanya menunggu, menunggu sampai cerita ini berlanjut.



TAMAT


Sebenarnya gak tamat sih, sebenarnya ceritanya masih panjang banget :p . tapi Cuma sampai sini sih aku nulis buat lomba di kampus. Kayaknya gak lolos :p Sudahlah, lebih baik bermain di dunia fanfiction.net :D
Akhir kata, saya ucapkan, Arigatou gozaimasu….

                                                 By: Annisa Mahliani (Yuki Jaeger)


                                                            Sosiologi & Anropologi

Kamis, 08 Mei 2014

Arigatou - IchiRuki fanfic -



*(^_^)*
Judul : ARIGATO
Penulis :
Arigato by Yuki Jaeger
BLEACH by Tite Kubo
Rated : T
Genre : Romance *binggung mau masuk genre mana*
Warning: Gaje, OOC, EYD yang kacau, ini cuma cerita pendek kok. Buat cerita ngebut karena baru sadar ulang tahun Rukia begitu dekat, sebenarnya mau buat canon, tapi sepertinya gak memungkinan XD.
Pair : IchiRuki
Fanfic ini didedikasikan untuk ulang tahun Rukia-chan untuk yang ke sekian tahunnya (?)
Tanjoubi omadetto, Rukia-chan ^^

*(^_^)*
Selamat membaca
*(^_^)*
Namanya Rukia Kuchiki, dia tinggal dengan kakak nya Hisana Kuchiki dan kakak iparnya Byakuya Kuchiki, seorang pengusaha sukses di Karakura.
Rukia adalah seorang gadis kecil berparas manis dengan iris mata berwarna violet dan rambut hitam sebahu yang terlihat lembut. Kalian jangan terlalu berharap mendapatkan gadis mungil ini, karena kalian harus berhadapan dengan sang kakak ipar yang lebih menyeramkan dari Titan yang biasa author tonton, yah meski pun Rogue Titan dan Female Titan termasuk katagori keren *DUAK, dihajar readers karena ngelantur*.
Tapi sepertinya ada orang gila yang berani menantang sang Tit_ ehem, maksudnya Byakuya. Seorang laki-laki dari keluarga Kurosaki, yang sekarang berstatus menjadi pacar Rukia, meski belum mendapatkan restu sang kakak.
Namanya Kurosaki Ichigo, terdengar aneh karena itu nama perempuan, tapi sungguh Ichigo disini laki-laki tulen. Dia adalah laki-laki tinggi, berbeda jauh sama Rukia *dihajar Rukia*, wajahnya tampan dipadukan dengan iris mata hazel dan rambut oranye yang Ichigo berani bersumpah itu warna asli rambutnya. Entah Misaki ngidam apa waktu mengandung Ichigo, padahal kedua adik Ichigo tampak normal. *dihajar Ichigo*
Sudah lah, dalam fanfic ini aku tidak akan menjelaskan perjuang Ichigo mendapatkan Rukia atau perjuangan Ichigo berhadapan dengan Byakuya. Fanfic ini hanya menceritakan bagaimana mereka merayakan ulang tahun Rukia bersama.
*(^_^)*
13 Januari 20XX, pukul 11.52 pm
Hari sudah tengah malam di kediaman Kuchiki, semua yang ada dikediaman tersebut sudah tertidur lelep, begitu pula dengan Rukia.
Tapi sepertinya, tidur Rukia akan terganggu akibat suara berisik yang terdengar dari balkon kamarnya. Suara berisik? Apa itu suara maling?
'tok tok tok'
Suara berisik itu berubah menjadi sebuah ketukan dikaca balkon yang berada di tingkat dua tersebut. Suara ketukan yang membuat sang putri tidur menampakan iris violetnya yang dari tadi tersembunyi dibalik kelopak mata tersebut. Maling itu cukup gila jika membangunkan sang penghuni rumah.
Sang gadis sedikit mengucek matanya dan sedikit menggerutu karena tidurnya terganggu. Dia turun dari kasurnya dan berjalan ke balkon dimana suara ketukan pintu tersebut terdengar. Tidak ada rasa takut yang tersirat dalam hatinya, karena dia tahu siapa yang mengetuk pintu tersebut.

"Yo!" ucap seorang laki-laki yang berdiri dibalkon tersebut sambil memeluk kedua lengannya, berharap bisa menghilangkan rasa dingin yang menyentuh tubuhnya.

11.55 pm
"Ichigo! Bisakah kau tidak mengganggu tidurku? Kau bisa mengucapkannya besok pagi,” ucap Rukia pada sosok maling yang ternyata Ichigo itu.
"Tidak, kau tahu kan aku tidak suka keterlambatan dan aku ingin menjadi orang pertama yang mengucapkannya," ucap Ichigo sambil berjalan masuk kedalam kamar Rukia tanpa permisi. Percayalah jika Byakuya tahu hal ini, dijamin tanggal lahir Rukia akan menjadi tanggal kematian Ichigo.
11.56 pm
"Tapi kau bisa mengunakan pintu, bukan naik ke atas balkon,” ucap Rukia sambil menutup pintu balkon itu.
“Menggunakan pintu dan dibunuh Byakuya? Tidak, terima kasih, aku masih ingin hidup,” ucap Ichigo yang sudah duduk bersila dikasur Rukia.
“Aku heran darimana kau mendapatkan tangga itu?" ucap Rukia sambil berjalan menghampiri Ichigo.
"Kau tidak bosan menanyakan itu tiap tahun,” tanya Ichigo bosan.
11.57 pm
Rukia sudah duduk disamping Ichigo.
11.58 pm
Keheningan menjadi temen mereka.
11.59 pm
Mereka menunggu detik yang terus berjalan dan hari yang akan segera berganti.
14 Januari 20XX, pukul 00.00.01 am
"Tanjoubi Omadetto," ucap Ichigo pada akhirnya, sambil mengecup kening Rukia.
"Arigato," ucap Rukia bersemu, berapa kali pun Ichigo melakukannya, semua itu akan menjadi hal istimewa bagi Rukia.
"Sekarang ganti bajumu dan kita akan pergi," titah Ichigo seenak jidatnya, menghilangkan sisi romantis yang baru terjadi tadi.
"Pergi? Kemana?" tanya Rukia bingung sekaligus kesal.
"Ayolah, kau akan merusak kejutannya," ucap Ichigo sambil mendorong Rukia ke kamar mandi.
*(^_^)*
"Kita akan pergi kemana Ichigo?" tanya Rukia.
Tidak ada jawaban, sepertinya Ichigo terlalu fokus untuk mengendarai motor sehingga dia tidak mendengar pertanyaan dari Rukia.
Mereka berdua saat ini sedang mengendarai motor entah akan pergi kemana, hanya Ichigo yang tahu. Sebenarnya Rukia ingin sekali memukul kepala oranya Ichigo. Kenapa tidak? Pagi ini cukup, ah, tidak, sangat dingin. Apa Ichigo tidak punya akal, kenapa dia harus memakai motor, bukankah lebih baik memakai mobil yang punya penghangat didalammya. Ck, meski sudah memakai baju hangat, tapi tetap saja udara dingin akan tetap terasa.
*(^_^)*
Beberapa waktu kemudian, rumah-rumah mulai semakin jarang, lama-kelamaan mereka mulai memasuki kawasan yang lumaian sepi. Pohon-pohon yang menjulang tinggi menjadi pemandangan yang menggantikan rumah-rumah.
Apa Ichigo berniat membunuhnya? Sungguh pikiran yang negative.
Lama kelamaan, pohon-pohon tersebut mulai tak telihat lagi, dibalik pohon tersebut terlihat laut yang terbentang luas.
'Pantai?' piker Rukia binggung.
Motor yang dikendarai oleh Ichigo pun berhenti melaju. Suasana pantai itu masih begitu gelap dan sangat sepi. Tentu saja sepi, orang gila mana yang mau pergi ke pantai pagi-pagi buta begini.
"Baka, kenapa kau mengajaku ke pantai? Ini masih jam dua pagi! Dan disini dingin sekali!" ucap Rukia kesal sambil memeluk lengannya sendiri.
"Huh, sejak kau bertambah umur kau terlalu banyak tanya dan banyak mengeluh," ejek Ichigo sambil mencari beberapa ranting dan mengumpulkannya disatu tempat.
Setelah mengumpulkan cukup banyak, ia nyalakan api unggun kecil disana. Untuk penerang sekaligus penghangat tubuh.
*(^_^)*
Lama-kelamaan, Rukia semakin mengntuk dan terjatuh tidur dibahu Ichigo.
Ichigo sedikit melamun, bagaimana dia bisa menjadi kekasih Rukia, padahal seingatnya waktu SMP dia selalu bertengkar dengan gadis munggil. Ckckck, sudahlah, jangan terlalu dipikirkan, yang jelas ia mencintai Rukia, dari dulu, sekarang hingga seterusnya.
*(^_^)*
Tinggal beberapa menit lagi matahari akan terbit.
“Rukia, ayo bangun!” ucap Ichigo sambil menyentuh bahu Rukia pelan.
“Ugh… nani?” tanya Rukia setengah sadar sambil mengucek matanya, berharap rasa kantuknya menghilang.
“Coba kau lihat kedepan!” perintah Ichigo.
Di depan mereka terbentang cakrawala yang sangat indah. Fajar mengintip dari balik laut, menampakkan cahaya jingga kemerahan dibalik awan yang kekunungan.
"Kireii," ucap Rukia sambil berlari ketepi pantai.
Ichigo berjalan menghampiri gadis violet itu dan memeluknya dari belakang.
Tak berapa lama dia melepaskan pelukan tersebut. Kemudian dia memasangkan sebuah kalung dileher gadis tersebut. Kalung dengan liontin berbentuk kepingan salju dan ditengah liontin tersebut tertulis KR.
"Kenapa tertulis KR disini? Bukan IR" tanya Rukia sambil melihat kalung yang diberikan oleh kekesihnya itu.
"Memangnya kenapa? K bukan untuk Kuchiki," ucap Ichigo sambil nyengir.
“Lalu?” tanya Rukia binggung, kalau bukan Kuchiki lalu apa?
“K untuk Kurosaki, cepat atau lambat kau akan memakai margaku,” ucap laki-laki bermarga hazel itu.
Rukia tahu arti dari kalimat tersebut, Ichigo akan menikahinya, cepat atau lambat.
 Wajah Rukia memerah.
"Arigato," ucap Rukia dan dia memberi kecupan singkat dibibir Ichigo.


*(^_^)*
Fin
*(^_^)*
Keterangan Author:
Arigatou : Terima Kasih
Tanjoubi Omadettou : Selamat Ulang Tahun
Nani? : Apa?
Kireii : Cantik
*(^_^)*
Gomenasai, aku membut mereka OOC T_T
Aku menyelesaikannya dalam waktu kurang dari dua jam.
Ini pengalaman pertama saya membuat fanfic di fandom Bleach, jadi mohon maaf  atas semua kekurangannya.
Jika kalian berkenan, aku ingin memperkenalkan diri dulu, karena aku akan sering berkeliaran di fandom ini lagi.
Hajimimashite, Watashi wa Hiruma Yuki desu, Yorushiku onegaishiamsu.” *ojigi*
*(^_^)*
Jika kalian bersedia, mohon kritik dan saran lewat Riview ^^
*(^_^)*